Friday, August 28, 2009

Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Pada Institusi Perbankan Islam

Oleh: Muhammad Yasir Yusuf. MA
Candidate PHD, Islamic Development Manajement
USM, Penang, Malaysia

Perbankan Islam didefinisikan sebagai perbankan yang sesuai dengan sistem nilai dan etika Islam. Ia juga dikatakan sebagai lembaga yang terlibat secara lansung dengan masalah keuangan yang bedasarkan syari'ah Islam dengan menggunakan kaedah-kaedah fiqh. Al Najjar memberi definisi umum bagi perbankan Islam yaitu lembaga keuangan yang mengumpul dana dan menjalankan operasinya dalam lingkup syari'ah dengan tujuan membina kesatuan masyarakat Islam bagi merealisasikan keadilan pendistribusian serta menggunakan dana-dana itu mengikut landasan Islam. Sebahagian lain mengatakan ia adalah suatu sistem perbankan yang prinsip operasionalnya berasaskan hukum Islam atau syari'ah (Haron, 1996: 2).
Pengertian bank Islam di atas membawa kepada makna bahawa operasional bank Islam didasari oleh al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai rujukan filosofis dan operasionalnya. Hal ini membawa konsekuensi bahawa bank Islam memiliki tanggungjawab sosial untuk mampu menerjemahkan statemen-statemen moral didalamnya secara operasional.

Tanggungjawab sosial bank Islam dalam definisi di atas nampak pada tujuan filosofisnya, iaitu untuk membina kesatuan masyarakat dan merealisasikan keadilan pendistribusian bersesuaian dengan landasan Islam. Oleh kerana itu, setiap kegiatan lembaga kewangan yang dikhawatirkan menyimpang dari tuntunan agama harus dihindari, yaitu dengan cara menjauhkan diri dari unsur riba dan menerapkan sistem bagi hasil dalam kontrak-kontrak perdagangan. Hal ini mengacu kepada al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 275 dan an- Nisa ayat 29. Akibatnya pada kegiatan mu’amalat adalah berlakunya prinsip ada jasa dan wang dengan barang atau sebaliknya, sehingga akan mendorong produksi barang/jasa, mendorong kelancaran arus barang/jasa, dan dapat dihindari adanya penyalahgunaan kredit, spekulasi, dan inflasi.

Hala tuju utama bank Islam adalah menuju pada pengembangan kesejahteraan masyarakat yang bermuara kepada kondisi sosial masyarakat yang menentramkan. Itulah sebabnya mengapa salah satu misi bank Islam adalah mengutamakan pembangunan sektor riil berbanding dengan pembelian saham di pasar modal. Sehingga dana yang diluncurkan pada sektor riil boleh secara langsung dirasakan manfaat bagi masyarakat. Seperti hidupnya usaha home industri (industri perumahan) dan terbukanya lapangan kerja, sehingga transaksi ekonomi berjalan dengan baik di dalam kehidupan masyarakat oleh sebab adanya permintaan dan penawaran. Disisi lain pengelolaan zakat yang baik, yang di dapat dari keuntungan perbankan Islam boleh berdampak pada perberdayaan ekonomi masyarakat miskin kearah yang lebih baik.

Aspek pelayanan dalam perbankan Islam merupakan gabungan antara aspek moral dan aspek bisnes. Dalam operasionalnya selalu bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dan terbebaskan dari unsur perjudian, gharar (ketidakjelasan/manipulasi), dan riba. Oleh kerana itu, bank Islam tidak bebas bertransaksi semaunya, melainkan harus mengintegrasi nilai-nilai moral dengan tindakan-tindakan ekonomi berdasarkan syariah. Wang dan kekayaan hanya sebatas menjadi alat terpadu untuk mencapai kebaikan dalam masyarakat. Sedangkan landasan utama perbankan syariah adalah keyakinan, kebebasan, kejujuran, dan kegigihan untuk meraih sukses, ditunjang faktor-faktor sumber dana, sumber daya manusia, mitra usaha, dan perkembangan teknologi.

Baik landasan falsafah maupun aspek layanan bank Islam di atas menjadi nilai lebih yang tidak dimiliki oleh bank konvensional. Namun, pada saat yang bersamaan dikhawatirkan hal tersebut juga menjadi kelemahan yang menonjol manakala tidak diimplementasikan dengan sepenuhnya. Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan jika melihat pada realitas bank Islam saat ini. Realitas yang dimaksud adalah kondisi-kondisi riil dimana bank Islam; pertama, telah mereduksi makna tanggung jawab sosial menjadi peyaluran dana sosial (Zakat, Infak dan Sadaqah) sahaja. Kedua, lebih mementingkan kepentingan jangka pendek dalam bentuk keuntungan materi, tidak ubahnya bank konvensional. Ketiga, lemah dalam aspek sumber daya insani, dimana sumber daya insani yang tersedia kurang atau bahkan tidak mengenal hukum Islam secara baik. Keempat, minimnya upaya sosialisasi atau pendidikan terhadap masyarakat.

Hal-hal tersebut di atas boleh membawa bank Islam menjadi lembaga kewangan yang hanya mencari keuntungan semata tanpa mempunyai tanggungjawab sosial, menjejaskan falsafah dan hala tuju utama dari pada kewujudan lembaga kewangan Islam.

1 comment:

  1. Wynn Resorts Casino Announces A Multi-Year Partnership
    Wynn Resorts Casino 광명 출장마사지 in Las Vegas, Nevada, announced 남원 출장샵 today that it has entered a multi-year 논산 출장마사지 strategic partnership 목포 출장안마 with 공주 출장마사지 Wynn Resorts,

    ReplyDelete